IDLIB, python-ogre.org - Ini adalah mimpi terburuk bagi setiap orangtua, ketika anak sakit, lalu Anda membawanya ke rumah sakit dan dia harus dirawat.
Anda menarik napas lega dan melangkah keluar sebentar.
Saat ini, hidup terasa bagaikan neraka bagi Ismael, seorang jurnalis yang berbasis di Provinsi Idlib, Suriah utara.
Baca juga: Kronologi Mengapa Gempa di Turkiyeye Terjadi dan Perkembangan Terkini
Pada pukul 04.18 waktu setempat, gempa besar berkekuatan 7,8 melanda. Segala sesuatu di sekelilingnya bergetar hebat selama dua menit.
"Kemudian gempa terasa semakin kuat," kata Ismail kepada saya melalui sambungan telepon yang terputus-putus.
"Listrik padam dan pintu masuk rumah sakit yang terbuat dari kaca, mulai pecah."
Dia melihat dua bangunan tempat tinggal runtuh, yang berjarak sekitar 150 meter dari tempat dia berdiri. Ketika itu, dia merasa benar-benar bingung dalam kegelapan yang tiba-tiba.
"Itu seperti skenario kiamat," katanya. "Saya mulai membayangkan bagaimana saya harus menyelamatkan putra saya dari puing-puing."
Semenit kemudian, dia melihat putranya Mustafa berlari ke arahnya, sambil berteriak dan menangis.
Mustafa telah merobek infusnya sendiri, dan darah mengalir di lengannya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.