JAKARTA, KOMPAS.com – Euforia Natal sudah mulai terasa sejak memasuki bulan Desember.
Semangat ini terlihat dari nuansa-nuansa Natal, mulai dari dekorasi, lagu, hingga fesyen dan berbagai bentuk hadiah.
Dekorasi Natal biasanya identik dengan pohon Natal, yaitu pohon cemara berbentuk kerucut yang dihias dengan ornamen-ornamen berbentuk bola, bintang, malaikat, lampu gemerlap, dan hiasan-hiasan berkilau lainnya.
Pada mulanya, tradisi menggunakan pohon cemara sebagai pohon Natal dimulai di Jerman pada abad ke-16.
Baca juga: Natal Pertama dengan Raja Charles, Seperti Apa Dekorasinya?
Selain pohon cemara, pohon-pohon evergreen lainnya seperti pinus dan fir juga sering digunakan sebagai pohon Natal.
Pohon evergreen adalah tumbuhan yang selalu berdaun hijau dan tidak menggugurkan daunnya saat musim dingin.
Untuk daerah dengan empat musim, pohon-pohon hijau seperti ini memiliki makna spesial dan dipercaya dapat menangkal sihir, hantu, penyakit, dan malapetaka lainnya.
Inilah yang menjadi alasan di balik adanya rangkaian bunga dari dahan dan dedaunan pohon evergreen yang tergantung di depan pintu utama dan juga penggunaan pohon cemara sebagai pohon Natal.
Namun, tidak semua negara memiliki akses terhadap pohon-pohon evergreen sehingga dibuatlah pohon Natal berbahan sintetik atau lainnya dengan bentuk kerucut untuk menyerupai pohon Natal.
Uniknya, masyarakat India lebih memilih menggunakan pohon pisang dan/atau mangga sebagai substitusi pohon cemara.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.