JAKARTA,KOMPAS.com - Batu bata merupakan salah satu material konstruksi yang terbuat dari campuran tanah liat yang dibakar hingga menjadi kering.
Namun saat ini, Anda bisa menemukan batu bata yang terbuat dari berbagai bahan termasuk dari plastik daur ulang.
Penggunaan bata plastik daur ulang ini bahkan sudah diaplikasikan pada bangunan publik di Indonesia.
Baca juga: Sama-sama Popular, Anda Pilih Bata Merah atau Batako?
Adalah SDN 4 Taman Sari, Dusun Medas Bentaur, Gunung Sari, Lombok Barat, NTB, yang konstruksinya menggunakan bata dari plastik daur ulang. Bangunan ini juga diklaim tahan guncangan gempa.
Seperti dikutip dari arsip Kompas.com, Rabu (16/6/2021), Kepala Yayasan Pelita Foundation, Satriawan Amri mengatakan, bata plastik atau ecoblock yang digunakan bersifat liat sehingga cukup aman jika terjadi guncangan gempa.
"Insya Allah kuat, karena tidak ada titik retaknya. Karena bersifat liat. Kalau gempa retaknya menjalar, kalau ini liat. Insya Allah tahan gempa," ujar Satriawan.
Selain tahan gempa, penggunaan bata plastik daur ulang bisa menjadi salah satu solusi pemanfaatan limbah plastik menjadi sesuatu yang berguna.
Masyarakat juga bisa memanfaatkan sampah plastik untuk dijual di pabrik pengolahan. "Pengerjaan cepat, ongkos tukang singkat dan tidak pakai pasir tidak pakai semen," jelas Satriawan.
Bentuk bata plastik yang seperti lego bisa menghemat waktu pengerjaan. Adapun, kekurangan dari bahan ini, akan terbakar jika terkena api.
Baca juga: Apakah Batu Bata Bisa Jadi Penutup Lantai Rumah Anda?
SDN 04 Taman Sari menjadi sekolah bata plastik pertama di dunia, yang diinisiasi oleh Classroom of Hope (Australia) bekerja sama dengan Block Solutions (Finlandia), Pelita Foundation Lombok, dan Pemerintah daerah NTB.
Saat ini bata plastik daur ulang untuk pembangunan sekolah dikirim langsung dari Finlandia. Bahan baku ecoblock yang digunakan terdiri dari limbah plastik yang didaur ulang dan dicampur dengan serbuk kayu.
"Sebenarnya 100 persen dari limbah plastik semua, tapi karena di Finlandia kekurangan bahan baku sampah plastik maka dicampur serbuk kayu sisa gergaji," terang Satriawan.
Penulis : Kontributor Mataram, Karnia Septia - Editor : Pythag Kurniati
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.